The Power of The Words
Apalah arti
sebuh kata.
Ya, kalimat
itulah yang sering orang-orang pikirkan saat sedang mendengarkan nasihat atau
saran dari orang lain. Dan tanpa berpikir panjang lagi, lalu melupakan
kata-kata yang telah diucapkan orang lain tersebut, padahal mungkin saja
kata-kata yang seseorang ucapkan pada kita, entah dari seorang ibu, ayah, kakak,aAdik,
kakek, nenek, saudara, sahabat, pacar, suami, istri, anak, teman, atau bahkan
musuh sekalipun merupakan sebuah kebaikan untuk diri kita. Namun, memang karena
rasa egoisme diri yang amat besar sering membuat kita enggan untuk peduli, I
don’t care-lah.
Berdasarkan
beberapa kebetulan yang menjadi kenyataan mengungkapkan bahwa sebuah kata yang
seseorang ucapkan pada orang lain bisa menjadi sebuah doa yang entah baik atau buruk, cepat atau lambat
menjadi kenyataan pada orang tersebut. Misalkan gini, Atena adalah sahabat baik
seorang Hercules (hehe, gak ada maksud untuk mencemarkan nama baik dewa Yunani
lho ya..), saat Hercules menghancurkan hati Atena, kemudian sang Atena
mengatakan, “Terkutuk kamu, aku tidak akan pernah memaafkanmu, pasti suatu saat
kau akan mendapatkan balasannya.” Kemudian beberapa waktu selanjutnya Hercules
pun mendapatkan kejadian yang sama dengan apa yang sebelumnya pernah dia
lakukan kepada Atena. Begitu, gimana? Cukup dimengerti? Ya, bener banget, mirip-miriplah sama cerita Malin Kundang anak yang durhaka pada ibunya, atau buat para
muda-mudi biasanya dibilang hukum karma kali ya.
Tapi, bukan
hanya dalam keburukan saja terdapatnya sebuah kekuatan dari kata-kata itu, tapi
dalam hal kebaikan juga. Seperti saat seorang anak memohon doa untuk kelancaran
ujiannya kepada sang Ibu, dan si Ibu mengatakan, “Insya Allah, kamu dimudahkan
dalam ujianmu.” Maka kata-kata itulah yang sebenarnya membuat sang anak juga
menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi ujiannya. Kadang kita menganggap
remeh perkataan seseorang pada kita, karena memang kita sendiri selalu
meremehkan kata-kata yang kita ucapkan sendiri. Tanpa disadari kita sering mengatakan
“Dasar bego lu” pada teman kita, asalkan kamu tahu, bahwa kata-kata itu sedikit
banyak dapat merubah sikap temanmu ke arah ucapanmu itu. Jadi jangan salahkan temanmu yang sudah
“lemot” menjadi lebih lemot lagi karena kamu juga sering memanggilnya si
”lemot”.
Saat seseorang
mengatakan “Aku cinta padamu”, bukankah kata-kata itu membuat kamu
merasa berbeda? Atau saat kamu tengah berputus asa, kemudian seseorang
mengatakan kepadamu “Semangat, Cheers Up”, tidakkah kamu merasa
kekuatanmu seolah bertambah, walaupun sedikit? Atau pada saat kamu tengah
berbahagia karena nilai ujianmu sempurna, kemudian ada orang yang mengatakan “Ah,
paling itu hasil nyontek”, pasti perasaanmu jadi berubah bukan? Atau
mungkin saat kamu sedang kesal sekali pada seseorang, kemudian orang itu
mengatakan “Maaf”, apakah kamu masih akan tetap marah padanya?
Ya begitulah,
the power of the words, ucapan yang hanya terdengar sederhana, namun ternyata
memiliki kekuatan dahsyat dan sempurna di dalamnya tergantung dari sisi mana
kita memaknainya. Dan saat orang tua ku mengatakan bahwa “Nanti kita semua
nganterin teteh pas udah lulus”, maka kata-kata itu juga menyihirku dan
memberiku secercah harapan, bahwa aku pasti bisa melaluinya.
Jadi, setelah
tahu bagaimana kuatnya sebuah kata-kata yang diucapkan terutama dari mulut kita
sendiri, masihkan tidak mau peduli lagi dengan apa yang akan menjadi kenyataan
selanjutnya atas ucapkan kita? Berpikirlah sebelumnya, sebelum kamu
mengatakannya, sebelum menjadi kenyataan, dan sebelum akhirnya kamu menyesali
perkataanmu sendiri di kemudian hari.
Karena
mulutmu harimau-mu.
Komentar
Posting Komentar