GANBATTE in Disaster Prevention Day

Siapa yang tidak mengenal Negara Jepang, negara yang biasa disebut Nippon dengan bulatan merah di tengah warna putih pada lambang benderanya. Negara yang tak asing lagi dengan tsunami, gempa bumi, atau pun kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Yang walaupun sering dilanda bencana, Nippon Asia ini akan selalu bangkit dan tetap berjuang membangun negeri dengan sisa puing yang tersisa dan sedikit asa. Ya, keyakinan dan kerja keras mereka memang harus diacungi seribu jempol, hanya satu kata yang selalu mewakili semangat itu 'GANBATTE'. Satu kata pemberi semangat yang berarti "lakukan sebaik mungkin", "jangan menyerah", atau "berikan usaha yang terbaik". Ganbatte atau Ganbaru atau juga sering diucapkan Ganbare, sudah turun-temurun diucapkan sejak ratusan tahun silam dan dikenalkan sejak dini kepada anak-anak, karena dari Ganbatte menyuruh setiap orang untuk tidak mudah menyerah sampai detik terakhir. Tak heran jika pada tanggal 11 Maret 2011 lalu, saat Jepang dilanda gempa berkekuatan 9,0 SR dan tsunami setinggi hingga 10 meter itu, tidak ada berita kekacauan pascabencana yang tersebar di dunia. Bangsa Jepang tetap mengikuti aturan keseharian mereka, tidak ada pencurian, keributan, atau hal negatif lainnya yang terjadi, mereka tetap mengantri, dan saling menjaga satu sama lain. Sebuah bukti yang luar biasa atas ketangguhan bangsa Jepang dalam menghadapi bencana seberat apa pun.
Ada sebuah hari di Jepang yang diabadikan dan dijadikan sebuah hari pembelajaran dan mengingatkan mereka akan sebuah tragedi terburuk bagi bangsa mereka yaitu Gempa terdahsyat berkekuatan 7,9 SR yang menewaskan hingga 99.331 korban jiwa, 43.476 korban hilang, dan 103.733 lainnya luka-luka, yang terjadi di Kanto pada tanggal 1 Spetember 1923. Maka setiap tanggal 1 September dikenal sebagai Disaster Prevention Day. Setiap tanggal tersebut masyarakat Jepang dari anak-anak hingga orang tua bahkan kakek dan nenek bersama-sama mengikuti simulasi pelatihan penanganan utama saat bencana. Dari bagaimana menghadapi gempa berkekuatan 7 SR menggunakan truk simulasi gempa, latihan memakai baju antiapi, memadamkan api, dan menyelamatkan diri serta menolong sesama saat bencana melanda. Tersediat pula sebuah tas perlengkapan yang berisi air dalam botol, makanan kaleng, P3K, uang tunai dan kebutuhan utama lain yang wajib dimiliki oleh setiap keluarga dan biasanya akan selalu tersimpan rapi di dekat pintu keluar agar mudah dibawa jika bencana sewaktu-waktu terjadi.
Dengan seringnya bencana yang melanda Jepang, membuat mereka selalu belajar dari pengalaman. Kepedulian yang tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain, dibuktikan dengan sering dibagikannya booklet kepada masyarakat maupun para visitor dari mancanegara yang berisi tentang cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana gempa, tsunami, maupun topan (sering juga disebut taifu).
Ya, begitulah Jepang negara kepulauan kecil yang tak sebesar Indonesia, namun dengan semangat GANBATTE-nya yang besar dan tak pernah putus selalu menjadikannya bangsa yang kuat dan menjunjung tinggi harga diri bangsa. 
"Doko made mo nintai shite doryoku suru." (Bertahan hingga kemana pun juga dan berusaha hingga detik terakhir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Resep Bunda Catering Bandung

Berawal Dari Keahliannya dalam PERTANIAN

The Story with 'Pelabuhan Ratu'